Proses dan Resiko Reefer Container Dalam Pengiriman Barang

Pengiriman barang dengan menggunakan reefer container memang bisa mempertahankan kondisi jenis barang yang mudah busuk atau rusak, akan tetap awet dan aman meskipun dalam jarak yang jauh dan membutuhkan waktu yang lama. Namun tetap terdapat resiko reefer container yang harus diperhatikan.

Dari segi prosesnya tentu akan lebih membutuhkan penanganan yang lebih ekstra dibandingkan dengan pengiriman barang jenis kontainer biasa. Karena reefer container mempunyai beberapa fitur yang tidak dimiliki jenis kontainer biasa, seperti unit refrigerasi, kebutuhan listrik dan alat pendukung lainnya.

proses reefer container
src : tankcon.com

Pada saat melakukan pengiriman barang dengan reefer container, kebutuhan listrik untuk menyalakan unit refrigerasi, bisa dipasok dari berbagai tempat seperti saat di darat, kargo maupun dermaga. 

Sedangkan saat reefer container diangkut menggunakan truk atau kereta api, pasokan listrik bisa menggunakan generator diesel atau genset yang disambungkan pada kontainer saat dalam perjalanan.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembaban dalam kontainer atau menjaga tingkat kebekuan kontainer. Pasalnya reefer container memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dari – 65 hingga 40 derajat celcius.

Resiko Reefer Container

Pada proses pengiriman barang menggunakan reefer container, ada beberapa resiko yang harus diperhatikan dan dipersiapkan. Sehingga bagi Anda yang ingin mengirim barang dengan jenis kontainer ini, sebaiknya mendaftarkan barang atau pengiriman ini ke asuransi. Supaya Anda bisa mendapat klaim atau ganti rugi yang sesuai jika barang yang Anda kirimkan ternyata rusak atau terdapat kendala lainnya.

Pasalnya, pengiriman dengan kontainer tentu melibatkan jumlah barang yang tidak sedikit dan mungkin memiliki nilai yang sangat besar.

Beberapa resiko atau masalah yang biasanya dialami saat menggunakan pengiriman reefer container diantaranya adalah :

  • kesalahan dalam penentuan suhu apakah menggunakan celcius atau fahrenheit, 
  • kemudian terjadi komunikasi yang buruk antara pihak pelanggan dan perusahaan jasa layanan pengiriman barang, 
  • kurangnya informasi tentang persyaratan pengiriman seperti proses pengemasan dan administrasi lain yang terkait dengan negara atau daerah tujuan, pasalnya negara memiliki standar keluar masuk barang ke daerahnya.
  • kegagalan fungsi pendinginan pada kontainer
  • dan yang terakhir adalah proses pengangkutan kargo selama dalam perjalanan yang tidak sesuai.

Proses Pengiriman Barang dengan Reefer Container

Jika Anda berniat mengirim barang dengan menggunakan reefer container, Anda bisa memperhatikan setiap prosesnya, sehingga barang bisa selamat dan aman sampai lokasi tujuan. 

Berikut gambaran umum tentang tahapan pengiriman barang oleh perusahaan jasa pengiriman barang (carrier) dengan reefer container:

  • Perusahaan carrier bertanggung jawab untuk memberikan panduan dan persyaratan tentang pengemasan dan proses pengangkutan kontainer kepada pihak pengirim. Kemudian memastikan kembali semuanya sudah sesuai.
  • Carrier akan melakukan pengecekan dan perawatan terhadap fasilitas kontainer seperti unit refrigerasi, GPS dan fasilitas lainnya. Kemudian memastikannya kembali saat akan digunakan
  • Carrier memberikan informasi tentang wadah reefer container yang akan digunakan kepada pelanggan. Misalnya jenis pengiriman barang daging atau ice cream yang membutuhkan suhu beku, maka bisa menggunakan jenis reefer container 40 High cube deep frozen.
  • Pihak carrier dan pelanggan memastikan kebutuhan suhu pada setiap jenis barang terpenuhi. Misalnya untuk menyimpan buah dan sayur menggunakan suhu antara 5 hingga 13 derajat celcius. Lalu jenis obat-obatan dan produk minuman menggunakan suhu antara 16 hingga 30 derajat celcius.
  • Pihak carrier harus memahami tentang cold treatment. Cold treatment merupakan teknik pendinginan yang harus dipenuhi supaya bisa masuk ke daerah atau negara lain sesuai dengan standar masing-masing.
  • Pihak carrier harus memenuhi persyaratan di atas kapal seperti syarat step up atau step down, yang memungkinka perubahan suhu selama dalam pelayaran. Biasanya pengaturan suhu pada saat pelayaran terjadi pada jenis barang komoditas seperti kentang atau tomat.
  • Memastikan pengaturan suhu dan kelembaban sudah sesuai dengan standar pengiriman.
  • Proses komunikasi kedua pihak antara carrier dan pelanggan harus selalu terbuka. Misalnya carrier akan memberikan informasi tentang perjalanan pengiriman barang, baik dari jadwal keberangkatan kapal, kondisi barang dalam reefer container dan keberadaan lokasi dari kontainer. Pasalnya informasi ini penting dan sangat dibutuhkan oleh pelanggan. 

Demikian pembasan tentang resiko reefer container beserta prosesnya dalam pengiriman barang. Semoga bermanfaat.

One comment

  1. Hi pak.
    mau tnya apakah melayanin pengiriman reefer dalam jumlah kecil ? Untuk rute jakarta batam.

    seperti bahan” makanan.

    daging, bumbu rempah sauce, tepung dan packaging.

    sekitar 70 – 100 kg per minggu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Malcare WordPress Security